blog how to, blog trick, blog tips, tutorial blog, blog hack

Jumat, 26 Juni 2009

Keindahan Alam Bawah Laut


Perjuangan membebaskan ikan hias dari sianida itu berawal sejak tahun 1990- an. Kini para nelayan Les pun lantang menyuarakan: "Kami bebas sianida. Dijamin aman." Sedikitnya 500 keping VCD (Video Compact Disk) telah dicetak dan beredar secara cuma-cuma di kalangan nelayan lainnya dan aktivis pencinta laut. VCD itu merupakan salah satu upaya nelayan Mina Bakti Soansari dan masyarakat Desa Les bersama Yayasan Bahtera Nusantara dan Telapak Indonesia mengajak sesame nelayan ikan hias lainnya untuk mulai ramah lingkungan. Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar 144 kilometer, 19 kilometer diantaranya melewati Kecamatan Tejakula. Sekitar dua kilometer berada di wilayah Desa Les. Di bawah laut Desa Les ini ada sekitar 420 jenis ikan hias, antara lain Dascyllus trimaculatus (dekocan hitam), Centropyge bicolor (angle BK), Balistodes conspicillum (tiger kembang), Paracanthurus hepatus (letter six), Pamacanthus xanthometapon (angle napoleon), dan Pomacanthus imperator (angle batman). Desa Les merupakan salah satu desa di Kecamatan Tejakula yang berada di wilayah paling Timur Kabupaten Buleleng. Di Barat Desa Les berbatasan dengan Desa Tejakula, dan di Timur dengan Desa Penutukan. Jika melalui Bedugul, desa ini berjarak sekitar 130 kilometer dari Denpasar. Namun, jika melewati Kintamani, jaraknya dengan Denpasar hanya 90 kilometer. Penduduk Desa Les bekerja sebagai nelayan ikan hias, ikan konsumsi, dan petani. Perjuangan kelompok Nelayan Mina Bakti Soansari melawan sianida belum selesai. Bersama Yayasan Bahtera Nusantara dan Telapak Indonesia, mereka terus berjuang untuk meningkatkan taraf hidup. Saham perusahaan ikan hias milik bersama, PT Bahtera Lestari, yang lahir September 2003 diantaranya dimiliki kelompok Nelayan Mina Bakti Soansari (23,5 persen), pemilik tanah (22 persen), desa dinas dan adat (10 persen), serta Yayasan Bahtera Nusantara (26 persen). Total modal perusahaan sebesar Rp112 juta. "Bayangkan, modal kami hanyalah kebersamaan dan kesamaan keinginan untuk mewujudkan lestarinya alam bawah laut bebas sianida," kata aktivitas Yayasan Bahtera Nusantara, Arsonetri, yang sudah akrab dengan para nelayan. Sejak meninggalkan botol semprot berisi sianida, jumlah dan pendapatan mereka menurun. Jika biasanya mereka mampu meraup pendapatan lebih dari Rp30.000 per hari, kini justru berkurang. Alasannya tidak semua jenis ikan hias dapat ditangkap. Ikan yang ditangkap setiap hari harus sesuai pesanan pengumpul. Selain itu, ikan yang ditangkap harus berukuran kurang dari 10 sentimeter dan lebih dari 5 sentimeter. "Yang terpenting kami sudah tidak lagi dikejar-kejar petugas, dan kehidupan bawah laut kami tetap aman," kata Arsonetri. Kelestarian alam bawah laut yang telah dibangun sekitar lima tahun itu menjanjikan keindahan dan kepuasan. Tempat di mana nelayan Desa Les bermimpi, mendukung dunia pariwisata melalui ekowisata. Para perempuan dan istri-istri nelayan sibuk menyetek terumbu karang untuk ditanam di dasar laut. Karena peduli, mereka pun mendidik anak-anak untuk mencintai alam. "Ramahlah terhadap lingkungan hidup," seperti dikampanyekan dalam video Fish Don't Cry. Video buatan Cipto Ali Gunawan itu menjadi salah satu nominasi International Underwater Foto and Video Competition 2005, Juni lalu di Singapura. Bahkan, kecantikan alam bawah laut Desa Les itu akan dijadikan klip film Moment of The Earth. Dari ujung Pulau Dewata, nelayan Desa Les menunjukkan kesiapan mereka menghadapi globalisasi. "Kami nelayan bebas sianida!" Jika ada yang melanggar, hukum adat berbicara dan sanksinya bisa berupa pengucilan oleh seluruh warga desa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ranking Blog Ku

Powered By Blogger

Berapa Pengunjung Blog Ku


View My Stats
Powered By Blogger

Visitors My Blog

free counters
Powered By Blogger

© Black Newspaper Template Copyright by # Bravo Manchaster United # | Template by Fanchon0706 | Blog Trick at Blog-HowToTricks