Rabu, 22 April 2009
klenteng kwan sin bio
TUBAN SURYA-Pemilihan ketua umum pengurus Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) atau Kelenteng Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban periode 2009-2012, Kamis (12/3), diwarnai aksi pemukulan antarpengurus. Diduga karena tidak bisa menahan emosi, Liu Kok Cai alias A Cai –sekretaris panitia pemilihan– memukul kepala kawannya, Tan Ai Kok alias Tanto Wijaya.
Insiden tersebut terjadi saat rapat pemilihan ketua umum dilaksanakan secara tertutup di salah satu ruangan Kelenteng Kwan Sing Bio, di Jl RE Martadinata. Informasi yang dihimpun Surya, keributan terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.
Saat itu sedang berlangsung pembahasan secara sengit pada rapat yang diikuti 15 pengurus terpilih bersama sejumlah penilik TITD Kwan Sing Bio. Dalam suasana adu argumen yang semakin memanas, A Cai tidak bisa mengendalikan amara sehingga mendekati dan melayangkan bogem mentah ke Tanto Wijaya. Tanto tak terima, dan hendak membalas memukul A Cai namun para peserta rapat lain langsung melerai, kemudian membawa mereka berdua keluar ruangan. Merasa menjadi korban penganiayaan, Tanto pun meluncur ke Mapolres Tuban untuk melapor.
Namun luka yang diderita korban tidak terlalu parah, karena hanya satu kali menerima bogem mentah dari temannya. Ketika Tanto pergi ke mapolres, A Cai tetap berada dalam kelenteng.
Ketua Panitia PemilihanPpengurus TITD Kwan Sing Bio, Tio Tang Yang alias Agus Setiono, ketika dimintai konfirmasi mengakui peristiwa tersebut. Menurutnya, pemukulan terjadi dalam ruang rapat setelah masing-masing pihak sudah panas dengan kondisi rapat yang tidak kunjung menemukan titik temu. “Hanya karena salah paham. Mungkin karena perdebatan sengit antarpengurus yang masih belum menemukan titik temu membuat mereka jadi kurang bisa kontrol,” jelas Agus, seusai pemukulan terjadi.
Muncul Konflik
Dia tak menutup kemungkinan bahwa aksi pemukulan dipicu oleh sejumlah permasalahan yang terjadi sebelum pemilihan ketua umum berlangsung. Pasalnya, menjelang pemilihan sudah muncul konflik antarbeberapa pengurus.
Menurut Agus, hal itu mungkin juga terjadi akibat para pengurus ngotot agar calon ketua umum yang mereka usung bisa menjadi ketua umum TITD Kwan Sing Bio. “Kami sangat menyesalkan kejadian itu. Ini kan tempat ibadah, tidak tepat kalau sampai terjadi seperti itu,” sambungnya.
Ketua Umum Demisioner TITD Kwan Sing Bio, Go Tjong Ping alias Teguh Prabowo Gunawan, secara terpisah mengaku kagetada perkelahian antarpengurus gara-gara pemilihan ketua umum. Mestinya, tegas Tjong Ping, semua bisa diselesaikan secara baik-baik.
“Saya tidak mencalonkan lagi (karena sudah dua kali menjadi ketua umum). Jadi, saya tidak ikut dalam pertemuan ini. Benar-benar sangat disayangkan,” kata Tjong Ping, yang juga tokoh PDIP.
Sedangkan Tanto Wijaya saat datang di Mapolres Tuban diterima petugas Unit I Sat Reskrim. Setelah diperiksa sebagai pelapor, dia ke RSUD Dr R Koasma Tuban untuk divisum.
“Laporan sudah kami terima, sekarang korban masih menjalani visum di rumah sakit. Untuk sementara kami menggunakan Pasal 352 KUHP tentang Penganiayaan Ringan,” kata Suwarno, penyidik yang menangani kasus Tanto.
Informasi yang diperoleh Surya, proses pemilihan ketua umum TITD Kwan Sing Bio Tuban memanas sejak beberapa waktu lalu. Para pengurus yang sudah terpilh dalam pemilihan, berebut untuk bisa menjadi ketua umum. Dari 15 pengurus terpilih, mereka yang berada di urutan paling atas –dengan suara terbanyak– muapun yang paling bawah berusaha dipilih menjadi ketua umum.
Adapun agenda rapat yang diwarnai kericuhan kemarin (12/3) adalah, para pengurus terpilih akan menunjuk calon ketua umum untuk dimintakan restu kepada Kongco Kwan Sing Tee Koen, dewa utama yang disembah di kelenteng. Akibat kericuhan, pemilihan ketua umum pun gagal. st31
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar